Cendekiawan Muslim dalam bidang farmasi bukan hanya menjadi pelopor terentuknya ilmu farmasi, namun juga menjadi yang pertama-tama menggagas pembangunan apotek. Berikut beberapa ilmuan muslim yang berjasa dalam dunia farmasi.

  1. Muhammad Ibnu Zakariya Ar-Razi (864-930 M)

Al-Razi atau disebut juga Rhazes menurut Sharif Kaf. Al-Ghazal dalam tulisannya, The Valuable Contributions of Al-Razi: The History of Pharmacy during The Middle Ages, menjadi satu di antara ilmuwan yang memelopori berdirinya apotek pertama di Baghdad pada 754 M. Apoteker pertama dalam peradaban Barat baru muncul pada Abad ke-14 yaitu seorang Inggris bernama Geoffrey Chaucer (1342-1400), apoteker lalu munyebar ke daratan Eropa dari Abad ke-15 hingga ke-19.

Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad.

Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar. Selain itu, dalam bidang farmasi Ar-Razi berkontribusi dalam pembuatan peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.

 

  1. Abu Ar-Rayhan Al-Biruni (973-1051 M)

Al-Biruni mengenyam pendidikan di Khwarizm. Beragam ilmu pengetahuan dikuasainya sepertiastronomi, matematika, filsafat dan ilmu alam. Ia memulai melakukan eksperimen ilmiah sejak remaja. Ilmuwan Muslim yang hidup di zaman keemasan Dinasti Samaniyaah dan Ghaznawiyyah itu turut memberi kontribusi yang sangat penting dalam farmakologi dan farmasi.

Melalui kitab As-Sydanah fit-Tibb, Al-Biruni mengupas secara lugas dan jelas mengenai seluk-beluk ilmu farmasi. Kitab penting bagi perkembangan farmakologi dan farmasi itu diselesaikannya pada tahun 1050 – setahun sebelum Al-Biruni tutup usia. Dalam kitab itu, Al-Biruni tak hanya mengupas dasar-dasar farmasi, namun juga meneguhkan peran farmasi serta tugas dan fungsi yang diemban seorang famakolog.

 

  1. Abu Muhammad Abdallah Ibn Ahmad Ibn al-Baitar Dhiya al-Din al-Malaqi (864-930 M)

Al-Jami fi Al-Tibb (Kumpulan Makanan dan Obat-obatan yang Sederhana) atau disebut juga Kitab Al-Jami’ li Mufradat Al-Adweya wa Al-Aghtheya (dibawa ke Barat dan diterjemahkan menjadi The Complete [book] in Simple Medicaments and Nutritious Items) merupakan sumbangsih utama Al-Baitar. Dalam kitab risalah tersebut Al-Baitar mengupas beragam tumbuhan berkhasiat obat yang berhasil dikumpulkannya di sepanjang pantai Mediterania antara Spanyol dan Suriah.

Kitab tersebut sangat populer dan merupakan kitab paling terkemuka mengenai tumbuhan dan kaitannya dengan ilmu pengobatan Arab. Kitab ini menjadi rujukan para ahli tumbuhan dan obat-obatan hingga abad 16.

Tak kurang dari seribu tanaman obat dipaparkannya dalam kitab itu. Seribu lebih tanaman obat yang ditemukannya pada abad ke-13 M itu berbeda dengan tanaman yang telah ditemukan ratusan ilmuwan sebelumnya. Capaian yang berhasil ditorehkan Al-Baitar sungguh mampu melampaui prestasi Dioscorides.

 

  1. Yuhanna Ibnu Masawayh (777-857 M)

Orang Barat menyebutnya Mesue. Ibnu Masawayh merupakan anak seorang apoteker. Dalam kitab yang ditulisnya, Ibnu Masawayh membuat daftar sekitar 30 macam aromatik.

Salah satu karya Ibnu Masawayh yang terkenal adalah kitab Al-Mushajjar Al-Kabir. Kitab ini merupakan semacam ensiklopedia yang berisi daftar penyakit berikut pengobatannya melalui obat-obatan serta diet.

 

Sumber :

http://www.zulfanafdhilla.com/2013/09/biografi-zakariya-ar-razi-sang-kimiawan.html

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/11/28/me66kz-ini-dia-9-ilmuwan-muslim-yang-berjasa-di-dunia-farmasi-bag-1

http://www.zulfanafdhilla.com/2014/06/IbnuAl-Baitar.html

http://farisyalatief224.blogspot.co.id

TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST

TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST TEST

Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., mewisuda 2.175 lulusan program pascasarjana yang terdiri dari 1.999 Master, 95 Spesialis dan 81 Doktor. Prosesi wisuda dilaksanakan selama dua hari, 18-19 Oktober di Grha Sabha Pramana. Untuk hari ini, Rabu (18/10), Rektor UGM mewisuda sebanyak 915 orang lulusan. Masa studi rata-rata untuk lulusan S2 adalah 2 tahun 9 bulan, spesialis 4 tahun 3 bulan dan program doktor 5 tahun 2 bulan.

Lulusan tersingkat untuk jenjang S2 diraih oleh Wida Wahidah Mubarokah dari Prodi Sains Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, yang lulus dalam waktu 12 bulan 20 hari. Untuk program Spesialis diraih oleh Yenny Yokung Yong dari Prodi Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, yang lulus dalam waktu 24 bulan 18 hari. Sedangkan lulusan tercepat untuk program Doktor diraih oleh Yandi Syukri dari Prodi Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, yang lulus dalam waktu 36 bulan.

Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., berpesan kepada para wisudawan agar mampu menjadi lulusan UGM yang bisa tampil sebagai pemimpin berkualitas dan memiliki integritas moral tinggi. Menurut Rektor, lulusan perguruan tinggi berperan penting dalam proses pengembangan disruptive innovation baik di dunia pendidikan maupun di bidang industri.

Saat ini, kata rektor, inovasi teknologi telah menciptakan disrupsi yang menjadi momok bagi sebagian pelaku usaha. Bagi sebagian pelaku usaha, hal yang paling menakutkan bukanlah kompetitor tetapi disrupsi teknologi baru yang mampu membuat pola layanan sudah dimiliki menjadi usang seketika. “Karena disrupsi teknologi dapat merebut pangsa pasar dalam seketika,” katanya.

Agar suatu perusahaan dan indusri tidak ambruk maka ia harus selalu senantiasa berinovasi dan bertransformasi mengikuti perkembangan kemajuan teknologi.  Rektor mengharapkan lulusan UGM bisa memanfaatkan peluang tersebut dengan melakukan pengembangan dan pembelajaran yang sudah didapat untuk  menjadi insan-insan yang inovatif dan transformatif.

“Kalian juga harus menjadi pelopor dalam hal kerja sama, saling bersinergi dan berinovasi baik saat bekerja di sebuah institusi maupun sebagai entrepreneur,” paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, rektor juga menginformasikan bahwa peringkat UGM saat ini berada di posisi 402 dunia berdasarkan versi QS World University Rangking. Posisi tersebut naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya berada pada rangking 501 dunia. Sementara di tingkat Asia, UGM berada pada peringkat 85 dari sebelumnya berada di peringkat 105. Prestasi yang dicapai UGM ini, menurut Rektor, hasil kerja keras semua pihak sehingga patut diapresiasi. “Kemajuan yang kita capai ini adalah hasil kerja keras kita semua,” katanya. (SMS)

Source: https://ugm.ac.id/id/berita/14956-ugm.mewisuda.915.lulusan.pascasarjana

Selama tahun lalu, beberapa perawatan baru dengan berbagai indikasi terapeutik diberi lampu hijau dari FDA.

Dengan Tahun Baru di atas tumit kami, mari kita lihat kembali beberapa persetujuan FDA yang paling penting tahun 2017.

1. AirDuo RespiClick

FDA menyetujui bubuk penghirupan propituat dan bubuk salmeterol Teva’s fluticasone (AirDuo RespiClick) pada tanggal 30 Januari 2017.

AirDuo RespiClick, kortikosteroid dan agonis beta2-adrenergik yang bekerja lama, diindikasikan untuk pengobatan asma dua kali sehari pada pasien berusia 12 tahun ke atas. Obat ini dikirim melalui inhaler serbuk kering dosis Teva’s RespiClick.

Efek samping yang paling umum dilaporkan oleh peserta percobaan yang diobati dengan AirDuo RespiClick meliputi nasofaringitis, sakit kepala, batuk, kandidiasis oral, dan nyeri punggung.

2. Noctiva

FDA menyetujui serapan desmopressin acetate nasal Serenity Pharmaceuticals (Noctiva) pada tanggal 3 Maret 2017.

Semprotan hidung diindikasikan untuk pengobatan orang dewasa yang terbangun minimal 2 kali per malam untuk buang air kecil akibat nokturia. Obatnya, diminum sekitar 30 menit sebelum tidur, meningkatkan penyerapan air melalui ginjal untuk mengurangi produksi urine.

Efek samping yang terkait dengan penggunaan Noctiva termasuk ketidaknyamanan pada hidung, gejala dingin, hidung tersumbat, bersin, tekanan darah tinggi atau meningkat, sakit punggung, mimisan, bronkitis, dan pusing. FDA juga mencatat bahwa Noctiva tidak boleh digunakan oleh pasien dengan gagal jantung kongestif simtomatik, hipertensi yang tidak terkontrol, dan kondisi hidung tertentu, dan menyetujui obat tersebut dengan peringatan peringatan yang memperingatkan penyedia layanan terkait dengan risiko kadar natrium rendah dalam darah.

3. Qtern

FDA menyetujui kombinasi dosis tetap dari kombinasi dapagliflozin dan saxagliptin (Qtern) AstraZeneca pada tanggal 28 Februari 2017. Qtern, inhibitor SGLT-2, diindikasikan sebagai tambahan untuk diet dan olahraga untuk memperbaiki kadar gula darah pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2 (T2D) yang tidak dapat mencapai kontrol glikemik dengan dapagliflozin atau yang sudah diobati dengan dapagliflozin dan saxagiptin .

Efek samping yang terkait dengan penggunaan narkoba meliputi infeksi saluran pernafasan bagian atas, infeksi saluran kemih, dan dislipidemia. Qtern tidak disetujui untuk pengobatan diabetes tipe 1 atau ketoasidosis diabetes.

4. Bunavail

FDA memperluas indikasi film buprenorfin dan nalokson Bdrenorfin (Bunavail) BioDelivery Sciences pada tanggal 2 Mei 2017. 2

Sebelumnya disetujui untuk tahap perawatan perawatan pengobatan ketergantungan opioid, Bunavail sekarang dapat digunakan untuk inisiasi pengobatan buprenophine pada pasien yang bergantung pada opioid. Obat tersebut harus digunakan sebagai bagian dari rencana perawatan lengkap yang mencakup konseling dan dukungan psikososial, menurut pabrikan.

Efek samping yang paling umum dilaporkan oleh pasien yang diobati dengan Bunavail termasuk sakit kepala, sindrom pengunduran diri, kelesuan, berkeringat, konstipasi, penurunan tidur, kelelahan, dan kantuk.

5. Victoza

FDA memperluas indikasi liraglutide Novo Nordisk (Victoza) pada tanggal 25 Agustus 2017. 5

Awalnya disetujui pada tahun 2010 sebagai tambahan untuk diet dan olahraga untuk memperbaiki kontrol gula darah pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2 (T2D), Victoza sekarang dapat digunakan untuk mengurangi risiko kejadian kardiovaskular utama yang merugikan, seperti kematian kardiovaskular, miokard non-fatal infark, atau stroke non fatal, pada orang dewasa dengan T2D dan penyakit kardiovaskular yang mapan.

Dengan anggukan ini, obat tersebut sekarang merupakan satu-satunya pengobatan T2D yang ditunjukkan untuk mengurangi risiko kejadian kardiovaskular utama pada orang dewasa, menurut siaran pers Novo Nordisk.

Efek samping yang paling umum yang terkait dengan penggunaan Victoza meliputi mual, diare, muntah, penurunan nafsu makan, dispepsia, dan konstipasi.

6. Trelegy Ellipta

FDA menyetujui GlaxoSmithKline dan inovator Fluticasone Fruate / umeclidinium / vilanterol inovator (Trelegy Ellipta) pada tanggal 18 September 2017. 4

Trelegy Ellipta diindikasikan untuk perawatan pemeliharaan pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang memakai kombinasi fixed fluticasone furoate dan vilanterol untuk penyumbatan aliran udara. Obat itu – kombinasi dari kortikosteroid yang dihirup, antagonis muskarinik lama, dan agonis beta2 adrenergik yang bekerja lama – adalah pengobatan COPD sekali sehari pertama yang menggabungkan 3 molekul aktif dalam satu inhaler untuk menerima anggukan FDA.

Efek samping yang paling umum dilaporkan oleh peserta percobaan yang diobati dengan Trelegy Ellipta meliputi sakit kepala, sakit punggung, disgeusia, diare, batuk, nyeri orofaring, dan gastroenteritis.

7. Ingrezza

FDA menyetujui kapsul valbenazine (Ingrezza, Neurocrine Biosciences Inc.), obat pertama yang disetujui untuk mengobati orang dewasa dengan tardive dyskinesia pada tanggal 11 April 2017. Obat ini dikonsumsi 1 kapsul sekali sehari.

Pada tanggal 6 Oktober 2017, FDA menyetujui kekuatan kapsul valbenazine 80 mg.

Beberapa efek samping yang terkait dengan Ingrezza meliputi kantuk dan masalah irama jantung (QT perpanjangan).

8. Shingrix

FDA menyetujui rekombinan vaksin zoster, adjuvanted (Shingrix, GlaxoSmithKline) pada tanggal 20 Oktober 2017, untuk pencegahan herpes zoster pada orang dewasa berusia 50 tahun ke atas. Shingrix adalah vaksin subunit rekombinan non-hidup yang diberikan secara intramuskular dalam dua dosis.

9. Ozempic

FDA telah menyetujui injeksi semaglutide Novo Nordisk (Ozempic) pada tanggal 5 Desember 2017. Semaglutide adalah agonis reseptor glukagon seperti glukagon 1 (GLP-1) yang disetujui sebagai tambahan diet dan olahraga untuk memperbaiki kontrol glikemik pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2. , menurut sebuah pernyataan perusahaan.

Semaglutida sekali seminggu disetujui untuk digunakan dalam 2 dosis terapeutik: 0,5 mg dan 1 mg, dan akan diluncurkan pada pena yang diisi Ozempic. Ini harus diberikan sekali seminggu, pada hari yang sama setiap minggu, dan dapat diambil kapan saja, dengan atau tanpa makan.

Pengobatan dengan obat ini juga menghasilkan pengurangan berat badan secara statistik signifikan, menurut pernyataan tersebut. Efek samping umum yang terkait dengan penggunaan termasuk mual ringan sampai sedang, yang berkurang seiring berjalannya waktu.

10 . Repatha untuk Pencegahan Kejadian Kardiovaskular

Pada tanggal 4 Desember 2017, FDA memperpanjang persetujuan evolocumab (Repatha, Amgen) untuk memasukkan pencegahan serangan jantung, stroke, dan revaskularisasi koroner pada orang dewasa dengan penyakit jantung yang mapan. Evolocumab adalah penghambat PCSK9 pertama yang menerima indikasi ini.

Evolocumab juga disetujui sebagai monoterapi atau sebagai tambahan obat penurun lipid lainnya untuk mengurangi kolesterol lipoprotein densitas rendah di antara orang dewasa dengan hiperlipidemia primer sebagai tambahan diet, menurut Amgen.

 

*) http://www.pharmacytimes.com/product-news/10-fda-approvals-to-know-from-2017

Diakses pada 31 Desember 2017, jam 21:00 WIB.

Penulis DECEMBER 27, 2017

Jennifer Barrett, Assistant Editor

Ilmuwan-ilmuwan yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan kedokteran antara lain adalah:

  1. Hippocrates (460 – 370 Sebelum Masehi)

Hippocrates adalah seorang dokter Yunani yang memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dia menerangkan obat secara rasional, dan menyusun sistematika pengetahuan kedokteran, serta meletakkan pekerjaan kedokteran pada suatu etik yang tinggi. Hasil uraiannya dari beratus-ratus obat-obatan pada masa itu menimbulkan suatu istilah “Farmakon”, yang diartikan sebagai obat yang dimurnikan haya untuk tujuan kebaikan.

Hippocrates diberi penghargaan yang tinggi dan disebut sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”.

  1. Dioscorides (abad ke-1 Setelah Masehi)

Dioscorides adalah seorang dokter Yunani yang juga ahli Botani. Dia meruapakan orang yang pertama kali menggunakan ilmu tunbuhan sebagai Ilmu Farmasi Terapan. Hasil karyanya De Materia Medika dianggap sebagai awal dari pengembangan botani farmasi, yang kemudian ilmu bidang ini sekarang dikenal sebagai Farmakognosi.

Obat-obat yang berhasil dibuat oleh Dioscorides antara lain Opium, Ergot, Hyoscyamus, dan Cinnamon.

  1. Galen (130 – 200 Setelah Masehi)

Galen adalah seorang dokter dan ahli farmasibangsa Yunani yang menciptakan suatu sistem yang sempurna dari fisiologi, patologi, dan pengobatan. Dialah yang memulai pembuatan obat-obatan yang berasal dar tumbuhan dengan mencampur atau melebur masing-masing bahan, yang sekarang ini disebut sebagai “Farmasi Galenika”.

  1. Philippus Aureolus Theophratus Bombastus van Hohenheim (1493 – 1541 Setelah Masehi)

Philipus adalah seorang dokter dan ahli kimia dari Swiss yang menyebut dirinya sebagai “Paracelcus”. Pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan dan perkembangan dunia farmasi, yakni menyiapkan bahan obat yang spesifik untuk melawan penyakit dan memperkenalkan sejumlah besar zat kimia obat secara internal.

  1. Ibnu Al-Baitar

Lewat risalahnya yang berjudul Al-Jami fi Al-Tibb (Kumpulan Makanan dan Obat-obatan yang Sederhana), beliau turut memberi kontribusi dalam dunia farmasi. Di dalam kitabnya itu, dia mengupas beragam tumbuhan berkhasiat obat (sekarang lebih dikenal dengan nama herbal) yang berhasil dikumpulkannya di sepanjang pantai Mediterania. Lebih dari dari seribu tanaman obat dipaparkannya dalam kitab itu. Seribu lebih tanaman obat yang ditemukannya pada abad ke-13 M itu berbeda dengan tanaman yang telah ditemukan ratusan ilmuwan sebelumnya. Tak heran bila kemudian Al-Jami fi Al-Tibb menjadi teks berbahasa Arab terbaik yang berkaitan dengan botani pengobatan. Capaian yang berhasil ditorehkan Al-Baitar melampaui prestasi Dioscorides. Kitabnya masih tetap digunakan sampai masa Renaisans di Benua Eropa.

  1. Abu Ar-Rayhan Al-Biruni (973 M – 1051 M)

Al-Biruni mengenyam pendidikan di Khwarizm. Beragam ilmu pengetahuan dikuasainya, seperti astronomi, matematika, filsafat dan ilmu alam. Ilmuwan Muslim yang hidup di zaman keemasan Dinasti Samaniyaah dan Ghaznawiyyah itu turut memberi kontribusi yang sangat penting dalam farmasi. Melalui kitab As-Sydanah fit-Tibb, Al-Biruni mengupas secara lugas dan jelas mengenai seluk-beluk ilmu farmasi. Kitab penting bagi perkembangan farmasi itu diselesaikannya pada tahun 1050 M – setahun sebelum Al-Biruni tutup usia. Dalam kitab itu, Al-Biruni tak hanya mengupas dasar-dasar farmasi, namun juga meneguhkan peran farmasi serta tugas dan fungsi yang diemban seorang farmasis.

  1. Abu Ja’far Al-Ghafiqi (wafat 1165 M)

Ilmuwan Muslim yang satu ini juga turut memberi kontribusi dalam pengembangan farmasi. Sumbangan Al-Ghafiqi untuk memajukan ilmu tentang komposisi, dosis, meracik dan menyimpan obat-obatan dituliskannya dalam kitab Al-Jami’ Al-Adwiyyah Al-Mufradah. Kitab tersebut memaparkan tentang pendekatan metodologi eksperimen, serta observasi dalam bidang farmasi.

  1. Al-Razi

Sarjana Muslim yang dikenal di Barat dengan nama Razes itu juga ikut andil dalam membesarkan bidang farmasi. Al-Razi memperkenalkan penggunaaan bahan kimia dalam pembuatan obat-obatan seperti pada obat-obatan kimia sekarang.

  1. Sabur Ibnu Sahl (wafat 869 M)

Ibnu Sahal adalah dokter pertama yang mempelopori pharmacopoeia (farmakope). Dia menjelaskan beragam jenis obat-obatan. Sumbangannya untuk pengembangan farmasi dituangkannya dalam kitab Al-Aqrabadhin. Dalam kitabnya beliau memberikan resep kedokteran tentang kaedah dan teknik meracik obat, tindakan farmakologisnya dan dosisnya untuk setiap penggunaan. Formula ini ditulis untuk ahli-ahli farmasi selama hampir 200 tahun.

  1. Ibnu Sina

Dalam kitabnya yang fenomenal, Canon of Medicine, Ibnu Sina juga mengupas tentang farmasi. Ia menjelaskan lebih kurang 700 cara pembuatan obat dengan kegunaannya. Ibnu Sina menguraikan tentang obat-obatan yang sederhana.

Prestasi sebagai hasil belajar dan memahami sesuatu mengandung arti apa yang telah dipelajari dan dipahami itu berpengaruh dalam sikapnya seperti peribahasa padi yang semakin berumur semakin merunduk dan yang tidak kalah penting adalah bermanfaat bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Pertanyaan selanjutnya adalah cukupkah kita ketika sudah dikatakan berprestasi di mata manusia? Jawabannya pasti tidak. Sebagai seorang muslim yang kebetulan mahasiswa, tentunya berprestasi di hadapan Allah Sang Pencipta Manusia dan berhasil meraih keridhoan-Nya adalah dambaan dan tujuan semua muslim. Allah sendiri telah berfirman dalam Quran Surat Ali Imran [110]: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahhli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”

Gimana tips n trik jadi mahasiswa muslim berprestasi?

Menurut saya, istilah prestasi itu tidak ada ukuran tetapnya. Setiap orang mempunyai mimpi-mimpi hidupnya masing-masing. Jika ia berhasil mewujudkan mimpi-mimpinya satu per satu itu bisa disebut prestasi. Sebagai contoh, apa prestasi kita di dunia organisasi? Bisa saja prestasi atas kerja kita disana yaitu dengan menjadi ketua organisasi tersebut, berkontribusi besar bagi kemajuannya, dll. Atau contoh lain, seseorang yang menjadikan lulus 3,5 tahun dengan IPK tinggi itu sudah cukup prestasi baginya. Dan ada pula yang punya target macam-macam selama kuliahnya seperti punya IPK tinggi, menjadi pengurus inti organisasi, menang lomba sana-sini bahkan melanglang buana ke luar negeri. Semua itu bisa jika kita yakin dan diimbangi usaha dan pengorbanan yang ikhlas. Kalo tips-tipsnya, saya mengutip aja ya pesan dari orang yang selalu menginspirasi saya, Sandiaga Salahuddin Uno. Beliau pernah bilang, jika ingin sukses ada 4 kuncinya :

  1. Kerja keras

Sudah jadi tantangan dari awal, bahwa kalau kita ingin jadi mahasiswa muslim berprestasi, kita harus kerja keras. Rezeki kita sudah diatur sama Allah, jadi yang perlu kita lakukan adalah ikhtiar untuk menjemputnya. Ambil kesempatan dan jawab semua tantangan, alias ga males-malesan 

  1. Kerja cerdas

Cerdas mengatur waktu dan prioritas. Buat manajemen yang baik antara kuliah, organisasi, dan kapan mau ambil kesempatan berkompetisi. Manfaatkan semua arus informasi yang ada, banyak banget lomba-lomba baik nasional maupun internasional jika kita mau mencarinya. Kalau suka tentang conference, juga banyak banget…all over the world. Bisa-bisa jalan-jalan gratis ke luar negeri 

  1. Kerja tuntas

Finish what you start! Tetapkan visimu, prestasi apa yang ingin dikejar. Dan yang perlu dilakukan hanyalah, tuntaskan sampai targetmu tercapai.

  1. Kerja ikhlas

Inilah yang seharusnya membedakan mahasiswa muslim berprestasi, dengan yang lain. Kerjakan semua ikhtiar kita itu untuk ikhlas ibadah kepada Allah. Jadi, kalau berhasil itu dapat menambah keimanan kita dan kalaupun gagal ga akan ada ruginya.

Pesan buat maba dalam menghadapi kehidupan baru di kampus.

Buat adek-adek semua, kehidupan kampus ini sungguh sangatlah berharga. Ambil semua pelajaran dari dosen dan keberhasilan kakak-kakak sebelum kalian. Cari pergaulan yang positif, dekatilah orang sholih dan gali terus potensi diri. Jangan ragu untuk gabung organisasi, karena dengan itu kedewasaan kita akan terasah.

Poin utama yang ingin saya sampaikan disini, sesungguhnya berprestasi itu bukan tujuan tapi sarana. Sarana untuk dapat memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi masyarakat. Yakin deh, kalau idealisme kita sudah terbangun dari awal, inshaaAllah di dunia kerja dan bermasyarakat ke depan akan sangat bermanfaat. Open your eyes, open your mind, and open your heart! Selamat menginvestasikan diri untuk dunia dan akhirat.

 

Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organisme hidup. Dan untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaannya pada pengobatan penyakit disebut farmakologi klinis.  Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian yaitu :

 

  1. Farmakognosi, mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat – zat aktifmya, begitu pula yang berasal dari mineral dan hewan.

 

Pada zaman obat sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah sangat berkurang. Namun pada dasawarsa terakhir peranannya sebagai sumber untuk obat – obat baru  berdasarkan penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin  penting. Banyak phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto =  tanaman), misalnya tingtura echinaceae (penguat daya tangkis), ekstrak Ginkoa biloba (penguat memori), bawang putih (antikolesterol), tingtur hyperici (antidepresi) dan ekstrak feverfew (Chrysantemum parthenium) sebagai obat pencegah migrain.

 

  1. Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya. Dengan kata lain dalam bentuk sediaan apa obat harus dibuat agar menghasilkan efek yang optimal. Ketersediaan hayati obat dalam tubuh untuk diresorpsi dan untuk melakukan efeknya juga dipelajari (farmaceutical dan biological availability). Begitu pula kesetaraan terapeutis dari sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutic equivalance). Ilmu bagian ini mulai berkembang pada akhir tahun 1950an dan erat hubungannya dengan farmakokinetika.

 

  1. Farmakokinetika, meneliti perjalanan obat mulai dari saat pemberiannya, bagaimana absorpsi dari usus, transpor dalam darah dan distrtibusinya ke tempat kerjanya dan jaringan lain. Begitu pula bagaimana perombakannya (biotransformasi) dan akhirnya ekskresinya oleh ginjal. Singkatnya farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang dilakukan oleh tubuh terhadap obat.

 

  1. Farmakodinamika, mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terapi yang ditimbulkannya. Singkatnya farmakodinamika mencakup semua efek yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh.

 

  1. Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek terapi obat barhubungan erat dengan efek toksisnya.

 

  1. Farmakoterapi mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya. Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang hubungan antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya di satu pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya berdasarkan pula atas pengalaman yang lama (dasar empiris). Phytoterapi menggunakan zat – zat dari tanaman untuk mengobati penyakit.

 

  1. Farmakope

Farmakope adalah buku resmi yang ditetapkan hukum dan memuat standarisasi obat – obat penting serta persyaratannya akan identitas, kadar kemurnian, dan sebagainya, begitu pula metode analisa dan resep sediaan farmasi. Kebanyakan negara memiliki farmakope nasionalnya dan obat – obat resmi yang dimuatnya merupakan obat dengan nilai terapi yang telah dibuktikan oleh pengalaman lama atau riset baru. Buku ini diharuskan tersedia pada setiap apotik.

 

Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme. ( “Sola dosis facit venenum” : hanya dosis membuat racun racun, Paracelsus).

Workshop Integrasi Nilai Keislaman dalam Kurikulum Farmasi

Ruang Sidang 2 Lantai 2 Gedung FMIPA UII

Prof. DR. AChmad Mursyidi, M.sc., Apt:

Sudah saatnya farmasi syariah diterapkan dalam kurikulum

 

AChmad Mursyidi, M.sc., Apt:

Sudah saatnya farmasi syariah diterapkan dalam kurikulum

Sabtu lalu (2/12), Prodi Farmasi FMIPA UII menyelenggarakan workshop kefarmasian. Profesor Mursyidi yang bertindak selaku pembicara dalam acara dua sesi ini nampak antusias dengan bahan-bahan presentasi yang menjadi pergumulannya sebagai seorang pendidik. Menurutnya, pada segala hal harus ada integrasi Islamnya tidak terkecuali ilmu farmasi.

“Islam mewajibkan setiap pemeluknya untuk menuntut ilmu (yang bermanfaat)”, demikian pria kelahiran Boyolali, 8 Agustus 1944 itu memulai presentasinya. Dalam acara workshop yang dihadiri 10 praktisi dari UII ini peserta diajak untuk memahami dasar keilmuan yang mereka emban. Hal ini, menurut narasumber, sesuai dengan ciri agama Islam kontekstual yang memiliki arti memahami ilmu kefarmasian menurut agama Islam.

Agama Islam kontekstual juga dipahami secara dini dalam peran serta setiap orang tua pada kewajiban mereka untuk mendidik anak sesuai kemampuan mereka. Dalam hal ini Islam memiliki misi kehambaan dan kekalifahan sebagai tujuan hidup.

Selain itu berbicara soal keseimbangan untuk mewujudkan kemakmuran, dalam konteks ilmu farmasi, pembicara yang mengenakan setelan jas dan peci bundar ini menyejajarkan pemahaman bahwa keseimbangan itu tidak harus fifty-fifty. Sebagaimana komposisi keseimbangan dalam ilmu farmasi yang bisa diwujudkan dengan komposisi tertentu yang tidak berjumlah sama, maka keseimbangan dalam segala hal juga seharusnya dapat diwujudkan dengan cara demikian.

 

Selain pendidikan dan kemakmuran sebagai tujuan hidup beragama, dalam acara yang dimulai jam 10 pagi ini juga ditekankan bahwa agama Islam harus bisa menjadi sarana terselenggaranya penegakkan keadilan, dan pelestarian lingkungan. Terkait langsung dengan hal ini, Profesor Mursyidi mencontohkan: Jika ingin membuat obat yang sesuai dengan ajaran Islam, maka memang seharusnya apoteker Islamlah yang menciptakan obat tersebut.

“Dulu, di Iran ada kasus yang mirip dengan hal ini, ketika mereka menolak impor daging sapi karena sapinya tidak disembelih dengan bacaan basmallah”, kenang beliau untuk menjelaskan pentingnya umat Islam mempelajari farmasi. “Umat islam perlu mempelajari farmasi karena erat kaitannya dengan kebutuhan untuk obat, makanan, dan kosmetik yang halal.” Lanjutnya.

Workshop sempat dijeda untuk sholat dan makan siang jam 11:45. Namun, ketika dimulai lagi tepat jam 1 siang, pembicaraan tema workshop menjadi semakin tajam. Implikasi dari semua kegelisahan dalam pendidikan kefarmasian diungkapkan.menyangkut melimpahnya bahan haram yang terdapat dalam obat dan kosmetik yang beredar luas di pasarn.

“Tidak dapat ditawar-tawar lagi, sudah saatnya prodi Farmasi menerapkan farmasi syariah di dalam kurikulumnya.” Tegas profesor yang menamatkan studi doktoralnya di UNSW Sydney tersebut mengakhiri sesi kedua pada jam setengah tiga sore itu.

Mbak Yanti sudah terlihat dari ujung jalan. Parasnya sudah tidak begitu lelah sore ini. Selendang panjang mengikat bakul berisi botol jamu yang digendongnya. Senyumnya mengembang.

Dari jauh dia melambai, “Jamu, Mbak Ratni… tinggal dikit, nih!”, Nah, tahulah kita sekarang bahwa dagangannya sudah ludes terjual.

“Iya, Mbak. Yang biasanya masih ada?” Ujar Apoteker yang baru bertugas tiga bulan di tempat barunya ini.

Penjual jamu gendong itu tak banyak kata, dalam sekejap dia sudah menyuguhkan jamu racikannya.

Hidangan segelas jamu kemudian bergeser pada obrolan mengenai banyak hal. Dari harga sayur di pasar, tetangga yang baru saja meninggal dunia, sampai masalah Gunung Merapi dan Pantai Parangtritis tak luput dari santapan bibir kedua orang ini.

Sekilas kita bisa menimbang, bahwa kedua wanita ini memiliki profesi yang serupa tapi tak sama. Mbak Ratni adalah seorang profesional di bidang farmasi. Keahliannya meracik obat diperolehnya melalui gelar kesarjanaan dengan pendidikan formal dan sertifikasi yang memadai. Sedangkan Mbak Yanti demikian gayeng dengan profesinya meracik ramuan dari tanaman obat itu akibat keakrabannya dengan dunia jamu secara turun-temurun di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

 

Di dalam sejarah, obat yang pertama kali dibuat adalah obat yang berasal dari tanaman sebagaimana yang dilakukan oleh Mbak Yanti dan para peracik minuman tradisional (jamu). Obat-obat nabati ini digunakan sebagai rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya.

Peran kedekatan manusia dengan alam sekitar, khususnya tumbuh-tumbuhan dan unsur-unsur alamiah ini dikemudian hari menghasilkan ahli-ahli botani yang juga ahli dalam menyembuhkan penyakit. Tercatat pada jaman dahulu di Yunani bahwa seorang Hippocrates (459-370 SM) harus benar-benar mengenal aneka tumbuhan dengan baik sebelum dikemudian hari disandangkan gelar “bapak kedokteran” oleh para ilmuwan. Praktek pengobatannya yang menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan ini jelas menuntut pemahaman, penemuan, dan uji-coba klinis yang mendalam sepanjang pengalaman hidupnya pada jaman itu.

Lantas sekarang bagaimana perkembangan farmasi yang dekat dengan ilmu biologi di negeri tempat Mbak Yanti dan Mbak Ratni berasal, tinggal, dan berkarya ini? Setidaknya kita bisa melihat peluang yang besar dengan pesatnya perkembangan obat herbal di Indonesia. Semakin besar jumlah industri jamu atau obat tradisional dan produk herbal lainnya, maka mutlak diperlukan obat herbal terstandar. Dengan kata lain, Indonesia membutuhkan penelitian-penelitian yang berkualitas dalam berbagai bidang terkait keberadaan jamu dan segala khasiatnya bagi manusia.

Saat ini dapat kita amati arah kebijakan pemerintah yang menjadikan jamu masuk dalam koridor keilmuan. Hal ini malah mempertegas perlunya segala upaya yang bersifat keilmuan. Bukankah obat herbal itu nantinya digunakan secara luas oleh masyarakat?

Mbak Yanti tiba-tiba berdiri, “Saya pulang dulu, ya Mbak…”, Seorang pengendara motor berhenti tepat di depan mereka.

“Ibu Yanti?”

“Benar!” Balasnya, “Saya duluan, ya Mbak. Ojek onlennya sudah dateng.”

Mbak Ratni tersenyum puas, “Iya, hati-hati, ya Mbak.” Kali ini senyumnya merona. Bukan lantaran karena memandang abang ojek yang menjemput Mbak Yanti, tapi karena efek laten dari racikan jamu langgannya itu. Ternyata jamu bukan saja bermanfaat untuk pengobatan, beberapa jenis jamu juga bermanfaat bagi kecantikan.

Kami informasikan kepada mahasiswa/i bahwa Panduan TA 2017 dapat didownload disini.